AMO Menuju Presentasi Edukasi Berbasis Musik Tradisional di Kota Metz Prancis










Oleh: Ronny Loppies (Direktur Ambon Music Office dan Focal Point of Ambon UNESCO City of Music)
Kemampuan alamiah (autodidak) dan lanskap kota yang memengaruhi Ambonese dalam bermusik ingin dipelajari di Kota Metz, Prancis, yang juga merupakan UNESCO City of Music.
Konteks bermusik ini telah menciptakan karakter musik pada tataran komunitas di tingkat lokal, sebagai sebuah kearifan lokal yang bersanding dengan bentang alam pulau kecil, yang memanjang dari pantai sampai ke gunung.
Salah satu solusi terbaik adalah bergerak dari landasan seni dan budaya, yang sudah melekat dalam keseharian Ambonese, untuk membangun kota lewat edukasi musik sudah menjadi jenama untuk membangun identitas kota dan masyarakatnya.
Pengembangan edukasi lewat musik, merupakan terobosan dan tindakan inovatif yang mengarahkan Ambonese, untuk menyeimbangkan kemampuan alami dan metodologis.
Hal ini sangat penting untuk membuat keseimbangan dan meningkatkan tingkat kecerdasan masyarakat kota (smart society), di tengah kota kreatif (creative city vs smart city).
Peraturan Walikota Ambon Nomor 39 tahun 2020 tentang Kurikulum Muatan Lokal Wajib Musik, yang diresmikan oleh Dirjen Pendidikan Tinggi pada tanggal 31 Oktober 2020, menunjukkan komitmen pemerintah kota Ambon dan pemerintah pusat untuk menjawab berbagai permasalahan urban yang keberlanjutan.
Di event Lower Town Arts and Music Festival (LTAMF) 2023 ini, Direktur AMO, Ronny Loppies (kiri) saat membawakan topik “Music Landscape of Ambon City of Music”, di Bill Ford Gallery Paducah School of Art and Design, Paducah, New York - USA, pada 9 Mei 2023 lalu.(Foto: Dok. AMO)
Oleh karena itu, selanjutnya mengarahkan pengembangan pembangunan ke depan, dengan menjadikan budaya musik sebagai strategi penyelesaian berbagai masalah urban, menjadi solusi kreatif bereferensi Sustainable Development Goals 2030 (SDGs, 2030) pada tujuan ke-11 (kota dan komunitas yang berkelanjutan) dan berdampak pada tujuan ke-4 (kualitas edukasi).
Penetapan lokasi menjadi penting untuk mengimplementasi program dengan beberapa lokasi sampel, dari keseluruhan luas dan komunitas di kota Ambon.
Analisis dan identifikasi sekolah yang dilakukan Ambon Music Office (AMO) bekerjasama dengan Dinas Pariwisata dan Kebudayaan (disparbud), serta Dinas Pendidikan (disdik) Kota Ambon, didapati 10 lokasi daya tarik wisata musik (DTW Musik), yang memiliki karakter musik tersendiri.
Ke-10 lokasi DTW Musik kemudian ditumpangtindihkan dengan 10 sekolah percontohan masing-masing yakni:
1). SD Negeri 19 Ambon;
2). SD Negeri 1 Amahusu;
3). SD Negeri Rutong;
4). SD Negeri Tuni;
5). SD Negeri 22 Ambon;
6). SMP Negeri 22 Ambon;
7). SMP Negeri 8 Hutumuri;
8). SMP Negeri 10 Ambon;
9). SMP Negeri 11 Ambon dan
10). SMP Negeri 15 Hative Besar.
Kelanjutan dari penyusunan kurikulum muatan lokal wajib musik tradisional, adalah dengan merekrut tenaga pengajar melalui audisi tenaga pengajar melibatkan AMO, Disdik Kota Ambon dan Akademisi Universitas Pattimura.
Berbagai hal menyangkut penemuan ide, bimbingan secara teknis, perekrutan tenaga pengajar sampai dengan implementasi edukasi musik di sekolah-sekolah dan berbagai hasilnya, akan dipresentasikan oleh tim AMO.
Memuncak sebagai bagian dari implementasi program unggulan Sound of Green (SoG), AMO sementara melakukan efek berganda dari SoG terhadap sektor pendidikan, yang berjejaring dengan dunia internasional termasuk Kota Metz, Prancis.
Ada diplomasi budaya di sana untuk menjaga identitas dan entitas kota yang diakui dunia, sebagai City of Music menjawab SDGs 2030 dan New Urban Agenda (NUA).
Keberangkatan tim AMO yang terdiri dari Pierre Ajawaila (Manajer AMO) dan Maynart R.N. Alfons (Deputi Event AMO) ke Kota Metz, Prancis, setelah mendapat undangan langsung dari Regis Capochichi yang juga merupakan Focal Point dari Metz UNESCO City of Music.
Konferensi International Edukasi Seni pada tanggal 1-2 Juni 2023 di Arsenal-Metz ini, bertujuan untuk mendorong partisipasi semua anak, remaja, namun juga orang dewasa, dalam kehidupan seni dan budaya, melalui perolehan pengetahuan, hubungan langsung dengan karya seni, pertemuan dengan seniman dan profesional budaya, dan praktik seni atau budaya.
Pertemuan tahunan Jaringan Kota Kreatif UNESCO, di Kota Santos, Brasil, pada 18 sampai 22 Juli 2022.(Foto: Dok. AMO)
Penyelenggaraan konferensi internasional ini, merupakan bagian dari rencana aksi Metz sebagai Kota Kreatif UNESCO tahun 2019-2023. Kegiatan diselenggarakan oleh Kota Metz (Kota Kreatif Musik UNESCO), Cite Musicale-Metz dan Universitas Laorraine, dengan dukungan Kementerian Kebudayaan Prancis dan Metz Eurometropole.
Metz sendiri adalah kota metropolis yang ramai, dimana kita dapat menemukan karya seni-budaya di mana-mana karena suasana kotanya yang sangat aktif dengan seni-budaya.
Centre Pompidou-Metz, Cité musicale-Metz, Opéra-Théâtre, kegiatan yang berhubungan budaya sangat padat diselingi oleh berbagai festival yang selalu diadakan sepanjang tahun, termasuk selama musim panas.
Metz juga merupakan kota yang dipenuhi dengan industri kreatif khususnya yang dapat ditemukan di Bliiida dan pusat kerja bersama serta taman teknologinya.
Akhrnya, membangun jejaring dan mendukung satu sama lain menjadi komitmen kota-kota kreatif dunia (UCCN), untuk menyelesaikan berbagai masalah perkotaan.
Ambon City of Music lewat AMO sedang melakukannya bersama Metz, untuk menunjukkan eksistensi Ambon City of Music sebagai kota kreatif dunia. Sebuah perjuangan untuk masa depan anak cucu di Ambon City of Music.(*)